PRAKTIKUM III
KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN (MORFOLOGI)
a.
Judul
Percobaan :
Keanekaragaman tumbuhan (morfologi)
b. Tujuan Percobaan : Mengetahui ragam bentuk dan
struktur luar tumbuhan
c.
Landasan
Teori :
Menurut definisinya. morfologi
tumbuhan tidak hanya menguraikan bentuk dan susunan tubuh tumbuhan saja, tetapi
juga bertugas untuk
menentukan apakah fungsi masing-masing bagian itu dalam kehidupan dan selanjutnya juga berusaha
mengetahui dari mana asal bentuk
dan susunan tubuh yang demikian tadi.
Selain
itu, morfologi harus pula dapat memberikan jawaban atas pertanyaan mengapa
bagian-bagian tubuh tumbuhan mempunyai bentuk dan susunan yang beranekaragam
itu.
d. Alat dan bahan :
e. Alat :
1. Penggaris
f. Bahan :
1. Aneka tumbuhan yang ada disekitar
sebanyak 10 buah.
g. Prosedur Kerja :
Pergilah ke lingkungan sekitar kampus, lalu ambilah
10 tumbuhan liar yang berbeda jenis.
Amatilah masing-masing tumbuhan tersebut dan
gambarlah.
Gambarlah bentuk daun dan hitung panjang daunya.
Gambarlah bentuk batangnya dan hitung panjang batang
tersebut.
Gambarlah bentuk akarnya dan hitung panjang akar
tersebut.
Lakukan poin 2 sampai 5 untuk 10 jenis tanaman yang
kalian miliki.
Tulislah
hasilnya pada tabel pengamatan yang telah tersedia
Hasil Pengamatan 10 Tanaman Liar di sekitar
Kampus
No
|
Nama/Jenis Tanaman
|
Bentuk Tanaman
|
Bentuk Daun/Panjangnya
|
Bentuk Batang/Panjangnya
|
Bentuk Akar/Panjangnya
|
1
|
Terung
|
![]() |
Panjang = 5 cm
![]() |
Panjang= 4,5 cm
![]() |
Panjang= 3 cm
(akar tunggang)
![]() |
2
|
Tanaman A
|
![]() |
Panjang= 2,5 cm
![]() |
Panjang= 17 cm
![]() |
Panjang= 6 cm
(akar tunggang)
![]() |
3
|
Bayam
|
|
Panjang= 3 cm
|
Panjang= 18 cm
|
Panjang= 6,5 cm
(akar tunggang)
|
4
|
Rumpu Teki
|
![]() |
Panjang= 9 cm
(menjari)
![]() |
Panjang=
1 cm
![]() |
Panjang= 6 cm
(akar serabut)
![]() |
5
|
Tanaman B
|
![]() |
Panjang= 5,5 cm
![]() |
Panjang= 15, 5 cm
![]() |
Panjang= 13 cm
(akar tunggang)
![]() |
6
|
Tanaman C
|
![]() |
Panjang= 8 cm
![]() |
Panjang= 13 cm
|
Panjang= 8 cm
(akar serabut)
|
7
|
Semanggi
|
![]() |
Panjang= 15 cm
![]() |
Panjang= 17,5 cm
![]() |
Panjang= 6 cm
(akar serabut)
![]() |
8
|
Tanaman Blandus (Bahasa Madura)
|
|
Panjang= 5 cm
|
Panjang= 10 cm
|
Panjang=5 cm
(akar serabut)
|
9
|
Tanaman D
|
![]() |
Panjang= 4 cm
![]() |
Panjang= 12 cm
![]() |
Panjang= 5 cm
(akar tunggang)
![]() |
10
|
Tanaman E
|
|
Panjang= 3 cm
|
Panjang= 9,5 cm
|
Panjang= 3,5 cm
(akar tunggang)
|
*Referensi
MORFOLOGI TUMBUHAN
Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang
mengkaji berbagai organ tumbuhan, baik bagian-bagian, bentuk maupun fungsinya.
Secara klasik, tumbuhan terdiri dari tiga organ dasar, yaitu:
a) Akar
Akar adalah bagian pokok di samping batang dan daun bagi tumbuhan yang
tubuhnya telah merupakan kormus.
a. Sifat-sifat akar:
1. Merupakan bagian tumbuhan yang biasanya
terdapat di dalam tanah, dengan arah tumbuh ke pusat bumi (geotrop) atau menuju
ke air (hidrotrop), meninggalkan udara dan cahaya.
2. Tidak berbuku-buku, jadi juga tidak beruas
dan tidak mendukung daun-daun atau sisik-sisik maupun bagian-bagian lainya.
3. Warna tidak hijau, biasanya keputih-putihan
atau kekuning-kuningan.
4. Tumbuh terus pada ujungnya, tetapi umumnya
pertumbuhannya masih kalah pesat jika dibandingkan dengan bagian permukaan
tanah.
5. Bentuk ujungnya seringkali meruncing,
hingga lebih mudah untuk menembus tanah.
b. Fungsi akar bagi tumbuhan:
1. Memperkuat berdirinya tumbuhan.
2. Untuk menyerap air dan zat-zat makanan yang
terlarut di dalam air tersebut dari dalam tanah.
3. Mengangkut air dan zat-zat makanan yang
sudah diserap ke tempat-tempat pada tubuh tumbuhan yang memerlukan.
4. Kadang-kadang sebagai tempat untuk
penimbunan makanan.
c. Jenis akar
Ada dua jenis akar yaitu:
1. Akar serabut. Akar ini umumnya terdapat pada
tumbuhan monokotil. Walaupun terkadang, tumbuhan dikotil juga memilikinya
(dengan catatan, tumbuhan dikotil tersebut dikembangbiakkan dengan cara
cangkok, atau stek). Fungsi utama akar serabut adalah untuk memperkokoh
berdirinya tumbuhan.
2. Akar tunggang. Akar ini umumnya terdapat
pada tumbuhan dikotil. Fungsi utamanya adalah untuk menyimpan makanan.
d. Modifikasi akar
1. Akar napas. Akar naik ke atas tanah,
khususnya ke atas air seperti pada genera Mangrove (Avicennia, Soneratia).
2. Akar gantung. Akar sepenuhnya berada di
atas tanah. Akar gantung terdapat pada tumbuhan epifit (Anggrek).
3. Akar banir. Akar ini banyak terdapat pada
tumbuhan jenis tropik.
4. Akar penghisap. Akar ini terdapat pada
tumbuhan jenis parasit seperti benalu.
b) Batang
Batang merupakan bagian dari tumbuhan yang amat
penting, dan mengingat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat
disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Pada umumnya batang mempunyai
sifat-sifat berikut:
1. Umumnya berbentuk panjang bulat seperti
silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat
aktinomorf.
2. Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing
dibatasi oleh buku-buku dan pada buku-buku inilah terdapat daun.
3. Biasanya tumbuh ke atas menuju cahaya atau
matahari (bersifat fototrop atau heliotrop).
4. Selalu bertambah panjang di ujungnya, oleh
sebab itu sering dikatakan, bahwa batang mempunyai pertumbuhan yang tidak
terbatas.
5. Mengadakan percabangan dan selama hidupnya
tumbuhan, tidak digugurkan, kecuali kadang-kadang cabang atau ranting yang
kecil.
6. Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali
tumbuhan yang umurnya pendek, misalnya rumput dan waktu batang masih muda.
c) Daun
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh
dari batang, umumnya berwarna hijau dan terutama berfungsi sebagai penangkap
energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan organ
terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah
organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri
melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia.
a. Morfologi
Bentuk daun sangat beragam, namun biasanya berupa
helaian, bisa tipis atau tebal. Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai
pembeda bagi bentuk-bentuk daun. Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi
cuping menjari atau menjadi elips dan memanjang. Bentuk ekstremnya bisa
meruncing panjang.
Daun juga bisa bermodifikasi menjadi duri (misalnya
pada kaktus), dan berakibat daun kehilangan fungsinya sebagai organ
fotosintetik. Daun tumbuhan sukulen atau xerofit juga dapat mengalami peralihan
fungsi menjadi organ penyimpan air.
Warna hijau pada daun berasal dari kandungan klorofil
pada daun. Klorofil adalah senyawa pigmen yang berperan dalam menyeleksi
panjang gelombang cahaya yang energinya diambil dalam fotosintesis. Sebenarnya
daun juga memiliki pigmen lain, misalnya karoten (berwarna jingga), xantofil
(berwarna kuning), dan antosianin (berwarna merah, biru, atau ungu, tergantung
derajat keasaman). Daun tua kehilangan klorofil sehingga warnanya berubah
menjadi kuning atau merah (dapat dilihat dengan jelas pada daun yang gugur).
b. Fungsi
1. Tempat terjadinya fotosintesis.
Pada tumbuhan dikotil, terjadinya fotosintesis di
jaringan parenkim palisade. sedangkan pada tumbuhan monokotil, fotosintesis
terjadi pada jaringan spons.
2. Sebagai organ pernapasan.
Di daun terdapat stomata yang befungsi sebagai organ
respirasi (lihat keterangan di bawah pada Anatomi Daun).
3. Tempat terjadinya transpirasi.
4. Tempat terjadinya gutasi.
5. Alat perkembangbiakkan vegetatif.
Misalnya pada tanaman cocor bebek (tunas daun).
c. Anatomi
Organ-organ lain dapat digolongkan sebagai organ
sekunder karena terbentuk dari modifikasi organ dasar. Beberapa organ sekunder
dapat disebut sebagai organ aksesori, karena fungsinya tidak vital. Beberapa
organ sekunder penting.
d) Bunga
Bunga (flos) atau kembang adalah struktur reproduksi
seksual pada tumbuhan berbunga (divisio Magnoliophyta atau Angiospermae,
“tumbuhan berbiji tertutup”). Pada bunga terdapat organ reproduksi (benang
sari dan putik). Bunga secara sehari-hari juga dipakai untuk menyebut struktur yang
secara botani disebut sebagai bunga majemuk atau inflorescence. Bunga majemuk
adalah kumpulan bunga-bunga yang terkumpul dalam satu karangan. Dalam konteks
ini, satuan bunga yang menyusun bunga majemuk disebut floret.
Bunga berfungsi utama menghasilkan biji. Penyerbukan
dan pembuahan berlangsung pada bunga. Setelah pembuahan, bunga akan berkembang
menjadi buah. Buah adalah struktur yang membawa biji.
a. Fungsi bunga
Fungsi biologi bunga adalah sebagai wadah menyatunya
gamet jantan (mikrospora) dan betina (makrospora) untuk menghasilkan biji.
Proses dimulai dengan penyerbukan, yang diikuti dengan pembuahan, dan berlanjut
dengan pembentukan biji.
Beberapa bunga memiliki warna yang cerah dan secara
ekologis berfungsi sebagai pemikat hewan pembantu penyerbukan. Beberapa bunga
yang lain menghasilkan panas atau aroma yang khas, juga untuk memikat hewan
untuk membantu penyerbukan.
b. Morfologi bunga
Bunga adalah batang dan daun yang termodifikasi.
Modifikasi ini disebabkan oleh dihasilkannya sejumlah enzim yang dirangsang
oleh sejumlah fitohormon tertentu. Pembentukan bunga dengan ketat dikendalikan
secara genetik dan pada banyak jenis diinduksi oleh perubahan lingkungan
tertentu, seperti suhu rendah, lama pencahayaan, dan ketersediaan air (lihat
artikel Pembentukan bunga).
Bunga hampir selalu berbentuk simetris, yang sering
dapat digunakan sebagai penciri suatu takson. Ada dua bentuk bunga berdasar
simetri bentuknya: aktinomorf (“berbentuk bintang”, simetri radial) dan
zigomorf (simetri cermin). Bentuk aktinomorf lebih banyak dijumpai.
Bunga disebut bunga sempurna bila memiliki alat jantan
(benang sari) dan alat betina (putik) secara bersama-sama dalam satu organ.
Bunga yang demikian disebut bunga banci atau hermafrodit. Suatu bunga dikatakan
bunga lengkap apabila memiliki semua bagian utama bunga. Empat bagian utama
bunga (dari luar ke dalam) adalah sebagai berikut:
1. Kelopak bunga.
2. Mahkota bunga atau corolla yang biasanya
tipis dan dapat berwarna-warni untuk memikat serangga yang membantu proses
penyerbukan.
3. Alat kelamin jantan atau androecium (dari
bahasa Yunani andros oikia: rumah pria) berupa benang sari.
4. Alat kelamin betina atau gynoecium (dari
bahasa Yunani gynaikos oikia: “rumah wanita”) berupa putik.
Organ reproduksi betina adalah daun buah
atau carpellum yang pada pangkalnya terdapat bakal buah (ovarium) dengan satu
atau sejumlah bakal biji (ovulum, jamak ovula) yang membawa gamet betina) di
dalam kantung embrio. Pada ujung putik terdapat kepala putik atau stigma untuk
menerima serbuk sari atau pollen. Tangkai putik atau stylus berperan sebagai
jalan bagi pollen menuju bakal bakal buah.
Walaupun struktur bunga yang dideskripsikan
di atas dikatakan sebagai struktur tumbuhan yang “umum”, spesies tumbuhan
menunjukkan modifikasi yang sangat bervariasi. Modifikasi ini digunakan botanis
untuk membuat hubungan antara tumbuhan yang satu dengan yang lain. Sebagai
contoh, dua subkelas dari tanaman berbunga dibedakan dari jumlah organ
bunganya: tumbuhan dikotil umumnya mempunyai 4 atau 5 organ (atau kelipatan 4
atau 5) sedangkan tumbuhan monokotil memiliki tiga organ atau kelipatannya.
e) Buah
Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang
merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya
membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas
kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan.
Pengertian buah dalam lingkup pertanian (hortikultura)
atau pangan adalah lebih luas dari pada pengertian buah di atas. Buah dalam
pengertian ini tidak terbatas yang terbentuk dari bakal buah, melainkan dapat
pula berasal dari perkembangan organ yang lain. Karena itu, untuk
membedakannya, buah yang sesuai menurut pengertian botani biasa disebut buah
sejati.
Buah seringkali memiliki nilai ekonomi sebagai bahan
pangan maupun bahan baku industri karena di dalamnya disimpan berbagai macam
produk metabolisme tumbuhan, mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral, alkaloid, hingga terpena dan terpenoid. Ilmu yang mempelajari segala
hal tentang buah dinamakan pomologi.
a. Arti botani
Dalam pandangan botani, buah adalah sebagaimana
tercantum pada paragraf pertama di atas. Pada banyak spesies tumbuhan, yang
disebut buah mencakup bakal buah yang telah berkembang lanjut beserta dengan
jaringan yang mengelilinginya. Bagi tumbuhan berbunga, buah adalah alat untuk
menyebar luaskan biji-bijinya; adanya biji di dalam dapat mengindikasikan bahwa
organ tersebut adalah buah, meski ada pula biji yang tidak berasal dari buah.
Dalam batasan tersebut, variasi buah bisa sangat
besar, mencakup buah mangga, buah apel, buah tomat, cabai, dan lain-lain. Namun
juga bulir (kariopsis) padi, ‘biji’ (juga merupakan bulir!) jagung, ‘biji’
bunga-matahari, ‘biji’ lada, atau polong kacang tanah. Sementara, dengan
batasan ini, buah jambu monyet atau buah nangka tidak termasuk buah sejati.
b. Arti hortikultura
Buah dalam pengertian hortikultura atau pangan
merupakan pengertian yang dipakai oleh masyarakat luas. Dalam pengertian ini,
batasan buah menjadi longgar. Setiap bagian tumbuhan di permukaan tanah yang
tumbuh membesar dan (biasanya) berdaging atau banyak mengandung air dapat
disebut buah.
Dapat dijumpai, buah sejati (dalam pengertian botani)
yang digolongkan sebagai sayur-sayuran, seperti buah tomat, buah cabai, polong
kacang panjang, dan buah ketimun. Namun demikian, dapat dijumpai pula, buah
tidak sejati (buah semu) yang digolongkan sebagai buah-buahan, seperti ‘buah’
jambu monyet (yang sebetulnya merupakan pembesaran dasar bunga; buah yang
sejati adalah bagian ujung yang berbentuk seperti monyet membungkuk), ‘buah’
nangka (yakni pembesaran tongkol bunga; buah yang sejati adalah isi buah nangka
yang berwarna putih (Jw. beton), bergetah, sedangkan bagian ‘daging buah’ yang
dimakan orang adalah tenda bunga), atau ‘buah’ nanas.
1) Pembentukan buah
Buah adalah pertumbuhan sempurna dari bakal buah
(ovarium). Setiap bakal buah berisi satu atau lebih bakal biji (ovulum), yang
masing-masing mengandung sel telur. Bakal biji itu dibuahi melalui suatu proses
yang diawali oleh peristiwa penyerbukan, yakni berpindahnya serbuk sari dari
kepala sari ke kepala putik. Setelah serbuk sari melekat di kepala putik,
serbuk sari berkecambah dan isinya tumbuh menjadi buluh serbuk sari yang berisi
sperma. Buluh ini terus tumbuh menembus tangkai putik menuju bakal biji, di
mana terjadi persatuan antara sperma yang berasal dari serbuk sari dengan sel
telur yang berdiam dalam bakal biji, membentuk zigot yang bersifat diploid.
Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini melibatkan baik plasmogami, yakni
persatuan protoplasma sel telur dan sperma, dan kariogami, yakni persatuan inti
sel keduanya.
Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh
menjadi embrio (lembaga), bakal biji tumbuh menjadi biji, dan dinding bakal
buah, yang disebut perikarp, tumbuh menjadi berdaging (pada buah batu atau
drupa) atau membentuk lapisan pelindung yang kering dan keras (pada buah geluk
atau nux). Sementara itu, kelopak bunga (sepal), mahkota (petal), benangsari
(stamen) dan putik (pistil) akan gugur atau bisa jadi bertahan sebagian hingga
buah menjadi. Pembentukan buah ini terus berlangsung hingga biji menjadi masak.
Pada sebagian buah berbiji banyak, pertumbuhan daging buahnya umumnya sebanding
dengan jumlah bakal biji yang terbuahi.
Dinding buah, yang berasal dari perkembangan dinding
bakal buah pada bunga, dikenal sebagai perikarp (pericarpium). Perikarp ini
sering berkembang lebih jauh, sehingga dapat dibedakan atas dua lapisan atau
lebih. Yang di bagian luar disebut dinding luar, eksokarp (exocarpium), atau
epikarp (epicarpium); yang di dalam disebut dinding dalam atau endokarp
(endocarpium); serta lapisan tengah (bisa beberapa lapis) yang disebut dinding
tengah atau mesokarp (mesocarpium).
Pada sebagian buah, khususnya buah tunggal yang
berasal dari bakal buah tenggelam, terkadang bagian-bagian bunga yang lain
(umpamanya tabung perhiasan bunga, kelopak, mahkota, atau benangsari) bersatu
dengan bakal buah dan turut berkembang membentuk buah. Jika bagian-bagian itu
merupakan bagian utama dari buah, maka buah itu lalu disebut buah semu. Itulah
sebabnya menjadi penting untuk mempelajari struktur bunga, dalam kaitannya
untuk memahami bagaimana suatu macam buah terbentuk.
2) Tipe-tipe buah
Baik buah sejati (yang merupakan perkembangan dari bakal buah) maupun buah
semu, dapat dibedakan atas tiga tipe dasar buah, yakni:
1. Buah tunggal, yakni buah yang terbentuk
dari satu bunga dengan satu bakal buah, yang berisi satu biji atau lebih.
2. Buah ganda, yakni jika buah terbentuk dari
satu bunga yang memiliki banyak bakal buah. Masing-masing bakal buah tumbuh
menjadi buah tersendiri, lepas-lepas, namun akhirnya menjadi kumpulan buah yang
nampak seperti satu buah. Contohnya adalah sirsak (Annona).
3. Buah majemuk, yakni jika buah terbentuk
dari bunga majemuk. Dengan demikian buah ini berasal dari banyak bunga (dan
banyak bakal buah), yang pada akhirnya seakan-akan menjadi satu buah saja.
Contohnya adalah nanas (Ananas), bunga matahari (Helianthus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar